Laman

Sabtu, 12 Juli 2014

Kisah‬ Pak Darno, Sang Kades Bersahaja yang Jadi Marbut Masjid



KARANGSAMBUNG - Pak Darno adalah seorang kepala desa di sebuah desa asri nan terpencil bernama desa Langse yang terletak di kecamatan Karangsambung, Kebumen Jawa Tengah. Memang ia adalah kepala desa, namun jangan bayangkan ia bisa hidup sejahtera, karena pendapatan dari gaji kepala desa hanyalah Rp 800 ribu per bulan saja.

Tak heran Pak Darno tetap bekerja keras untuk menghidupi keluarganya di sela sela aktivitasnya sebagai kepala desa. Ia bekerja sebagai seorang petani di lahan warisan dari orang tuanya. Kesibukan Pak Darno seakan belum cukup, di sela-sela waktunya ayah dua anak ini masih menyempatkan diri membaktikan hidup bagi masjid di desanya.
Dengan penuh dedikasi ia mengurus masjid, mulai dari adzan dan menjadi imam di setiap salat wajib, merawat masjid hingga membetulkan peralatan masjid seperti speaker bila rusak. Berbekal ilmu yang ia dapat dari bangku sekolah STM, Pak Darno memang punya sedikit keahlian mereparasi alat alat elektronik.
Sebagai Kepala Desa muda, Pak Darno tentu ingin desanya bertambah maju dengan merubah kehidupan warga desanya agar lebih baik secara ekonomi. Tak heran Kades Darno selalu mencari pengetahuan baru di bidang pertanian karena sebagian besar warga desanya adalah petani. Salah satu yang kini sedang ia kembangkan adalah budidaya pepaya calina sebagai pengganti menanam padi.
Pada mulanya ide ini ditentang oleh kebanyakan warga, mereka tak percaya pepaya calina bisa menghasilkan lebih banyak keuntungan dibanding menanam padi. Maklum sudah puluhan tahun warga desa menanam padi. Namun Kades Darno tak pernah menyerah. Ia pun mencoba menanam sendiri pepaya calina di lahannya.
Benar saja perolehan panen pepaya calina bisa mencapai 5 kali lipat perolehan panen padi yang bisa dijual. Sedikit semi sedikit warga pun mulai beralih menanam pepaya calina. Gebrakan Kades Darno bukan hanya di bidang ekonomi saja, ia juga ingin merubah cara pandang warga desa yang selalu mengadakan selamatan setiap hari besar.
Selamatan biasanya berisi makan-makan dan kendurian sehingga menyulitkan warga yang tak mampu. Banyak warga terpaksa berhutang demi mengadakan selamatan. Kades Darno berusahan menyadarkan warga, hingga kini usahanya masih berjalan.
Kepedulian dan ketekunan Kades Darno akhirnya berbuah manis, sebuah hadiah menyambangi hidupnya. Ia akan diberangkatkan ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah umrah. Rasa syukur dan harupun memenuhi hati Kades Darno. Tak menyakngka bisa benar-benar melihat dan beribadah di masjidil Haram.
Kisah perjalanan religius Kades Darno di Tanah Suci dan perjuangannya dalam membangun desa telah ditayangkan di program Kain Ihram Trans7 pagi tadi. Program Ramdhan ini disiarkan setiap Sabtu dan Minggu, pukul 05.15 WIB. (Detik/BK)

DAFTAR BLOG TER-UPDATE